Posted in

Tiga Mantan Anggota OPM Sinak Resmi Kembali Setia Kepada NKRI

Tiga mantan anggota OPM pimpinan Tenius Kulua resmi mengucapkan ikrar setia kembali ke NKRI di Koramil Sinak, Papua Tengah.

Tiga Mantan Anggota OPM Sinak Resmi Kembali Setia Kepada NKRI

Peristiwa ini bukan sekadar ritual formal, melainkan simbolisasi nyata dari keberhasilan pendekatan humanis dan deradikalisasi yang dilakukan aparat keamanan. Momentum ini menandai perubahan paradigma dalam penyelesaian konflik di Papua, dari pendekatan represif menuju dialog konstruktif yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Di bawah ini akan membahas peristiwa bersejarah kembalinya tiga mantan anggota OPM ke pangkuan NKRI sebagai simbol damainya Papua.

Profil Ketiga Mantan Anggota OPM yang Kembali ke NKRI

Amus Tabuni, Amute Tabuni, dan Anis Tabuni adalah tiga individu yang sebelumnya berada di bawah komando Tenius Kulua. Salah satu tokoh bersenjata terkemuka di wilayah Distrik Sinak. Keputusan mereka untuk meninggalkan kelompok separatis bersenjata ini bukanlah keputusan yang mudah, mengingat mereka telah lama terlibat dalam aktivitas OPM.

Namun, trauma mendalam akibat insiden penembakan yang dilakukan oleh Kalenak Murib, pentolan OPM yang dikenal brutal, menjadi titik balik dalam kehidupan mereka. Insiden tersebut tidak hanya menimbulkan ketakutan, tetapi juga mengakibatkan 11 honai (rumah tradisional Papua) terbakar, menunjukkan betapa destruktifnya tindakan kekerasan yang dilakukan kelompok mereka sendiri.

Keberhasilan Strategi Deradikalisasi dan Pendekatan Humanis

Dansatgas Media Koops Habema, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono, menegaskan bahwa ikrar ketiga mantan anggota OPM ini merupakan bukti konkret keberhasilan strategi deradikalisasi yang diterapkan aparat keamanan. Pendekatan ini tidak mengandalkan kekuatan militer semata, melainkan mengutamakan dialog, pemahaman, dan pendekatan psikologis yang mendalam.

Strategi ini terbukti lebih efektif dalam mengubah mindset individu-individu yang sebelumnya terlibat dalam aktivitas separatis. Keberhasilan ini juga menunjukkan bahwa konflik di Papua dapat diselesaikan melalui cara-cara yang lebih manusiawi dan berkelanjutan, bukan melalui kekerasan yang justru akan memperburuk situasi.

Dukungan Masyarakat Lokal Dalam Proses Reintegrasi

Upacara pengucapan ikrar setia ini disaksikan oleh berbagai unsur masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, dan perwakilan keluarga. Keterlibatan aktif masyarakat dalam proses ini menunjukkan bahwa reintegrasi ketiga mantan anggota OPM bukanlah tanggung jawab aparat keamanan semata, melainkan seluruh komponen masyarakat.

Salah satu tokoh agama setempat menyampaikan harapannya agar semua pihak di wilayah Sinak bersatu menjaga stabilitas keamanan. Dukungan ini sangat penting untuk memastikan bahwa proses reintegrasi berjalan lancar dan ketiga individu tersebut dapat benar-benar kembali menjadi bagian masyarakat yang produktif.

Baca Juga:

Pesan Kepala Suku Untuk Masa Depan Papua

Tiga Mantan Anggota OPM Sinak Resmi Kembali Setia Kepada NKRI

Kepala Suku di Sinak, Desman Murib, memberikan pesan khusus kepada para mantan anggota OPM agar tidak kembali bergabung dengan kelompok tersebut. Pesan ini mengandung makna mendalam tentang pentingnya komitmen jangka panjang dalam proses perdamaian.

Desman juga mengapresiasi peran aparat keamanan sebagai penghubung antara masyarakat dan pemerintah daerah. Menurutnya, pengucapan ikrar ini menjadi awal dari perubahan paradigma. Di mana aparat keamanan tidak hanya berperan sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai pelindung dan penyambung lidah masyarakat dengan pemerintah.

Transformasi peran ini sangat penting untuk membangun kepercayaan antara masyarakat Papua dan pemerintah Indonesia.

Implikasi Strategis dan Simbolisasi Melemahnya Pengaruh OPM

Kembalinya ketiga anggota OPM ke pangkuan NKRI memiliki implikasi strategis yang sangat signifikan bagi stabilitas keamanan di Papua. Peristiwa ini menjadi simbol penting dari semakin melemahnya pengaruh kelompok separatis bersenjata di Papua.

Ketika anggota-anggota kelompok tersebut mulai mempertanyakan ideologi dan metode yang mereka anut. Hal ini menunjukkan adanya keretakan internal yang dapat dimanfaatkan untuk mempercepat proses perdamaian.

Selain itu, pendekatan persuasif dan kolaboratif antara masyarakat, tokoh lokal, dan aparat keamanan terbukti efektif. Cara ini menjadi kunci utama dalam mewujudkan Papua yang damai dan aman.

Kesimpulan

Ikrar setia ketiga mantan anggota OPM Sinak kepada NKRI pada 22 Juni 2025 merupakan momentum bersejarah yang menandai keberhasilan pendekatan humanis dalam penyelesaian konflik di Papua. Peristiwa ini membuktikan bahwa dialog, deradikalisasi, dan pendekatan persuasif jauh lebih efektif daripada penggunaan kekerasan.

Dukungan masyarakat lokal, tokoh agama, dan kepala suku menunjukkan bahwa perdamaian di Papua memerlukan keterlibatan seluruh komponen masyarakat. Keberhasilan ini harus dijadikan momentum untuk terus mengembangkan strategi serupa di wilayah-wilayah lain di Papua, sehingga cita-cita Papua yang damai, aman, dan sejahtera dapat segera terwujud.

Masa depan Papua yang lebih baik hanya dapat dicapai melalui persatuan, dialog, dan komitmen bersama untuk menjaga keutuhan NKRI. Simak dan ikuti terus Info Kejadian Papua agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari seputarpapua.com
  2. Gambar Kedua dari sulteng.pikiran-rakyat.com