Pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas harga bahan pokok di berbagai daerah, termasuk wilayah timur Indonesia.

Salah satu langkah nyata dilakukan oleh Polda Papua bersama Perum Bulog dengan menyalurkan 165 ton beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan SPHP. Berikut ini Info Kejadian Papua akan menyajikan informasi terbaru tentang penyaluran 165 ton beras SPHP oleh Polda Papua dan Bulog.
Kolaborasi Polda Papua dan Bulog Wujudkan Stabilitas Pangan
Direktur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Papua, Kombes I Gusti Era Adhinata, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan pangan murah yang digagas Polda Papua bersama Perum Bulog. Tujuannya adalah menstabilkan harga beras jenis medium yang mulai berfluktuasi di beberapa wilayah Papua.
Pelepasan distribusi beras dilakukan secara simbolis di Jayapura dan ditandai dengan keberangkatan 12 truk pengangkut beras SPHP. Acara ini dihadiri oleh Wakil Kepala Polda Papua Brigjen Pol Faizal Rahmadani, serta dua pejabat pemerintah provinsi, yakni Pelaksana Tugas Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Papua Lunanka VML Daimboa, dan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perdagangan Papua Hartati Iwanggin.
Adhinata menegaskan bahwa Polda Papua berkomitmen penuh untuk membantu menjaga distribusi pangan agar tetap lancar dan aman hingga sampai ke tangan masyarakat. “Gerakan pangan murah ini adalah bentuk nyata kepedulian kami terhadap stabilitas ekonomi masyarakat Papua,” ujarnya.
Sasaran Distribusi Meliputi Berbagai Wilayah Strategis
Sebanyak 165 ton beras SPHP tersebut akan disalurkan ke berbagai wilayah hukum Polda Papua, termasuk Polresta Jayapura Kota, Polres Jayapura, Polres Keerom, dan Polres Sarmi. Masing-masing wilayah mendapatkan alokasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat harga pasar di daerah tersebut.
Program ini tidak hanya berfokus pada kota-kota besar seperti Jayapura, tetapi juga menjangkau daerah-daerah yang sulit diakses, terutama di wilayah pegunungan. Langkah ini diambil agar pemerataan pangan dapat tercapai dan tidak terjadi ketimpangan harga antarwilayah di tanah Papua.
Harga beras SPHP yang ditetapkan di Papua adalah Rp 13.500 per kilogram. Pemerintah dan aparat berharap harga ini dapat tetap stabil, meskipun biaya distribusi ke daerah-daerah pedalaman terbilang tinggi. “Kami ingin harga beras di Yahukimo dan Pegunungan Bintang sama dengan harga di daerah lain di Papua,” ujar Adhinata.
Baca Juga: Gubernur Fakhiri Copot Direktur RSUD Jayapura, Manajemen Dievaluasi Total
Tantangan Distribusi di Wilayah Pegunungan

Meskipun program ini mendapat dukungan luas, tantangan besar muncul pada aspek distribusi, terutama di wilayah Papua Pegunungan. Adhinata menjelaskan bahwa kondisi geografis yang sulit dan terbatasnya infrastruktur transportasi darat menjadi kendala utama dalam pendistribusian beras.
Untuk beberapa daerah seperti Kabupaten Yahukimo dan Pegunungan Bintang. Distribusi hanya bisa dilakukan menggunakan pesawat udara karena akses jalan darat yang belum memadai. Akibatnya, biaya angkutan menjadi sangat tinggi, dan hal ini berpotensi memengaruhi harga jual di tingkat masyarakat.
Polda Papua bersama Bulog kini sedang mencari solusi terbaik agar distribusi ke wilayah pegunungan tetap berjalan efektif tanpa membebani harga akhir di pasaran. Salah satu alternatif yang tengah dibahas adalah pemberian subsidi biaya angkutan atau kerja sama. Dengan maskapai lokal agar ongkos pengiriman bisa ditekan.
“Mudah-mudahan ke depan ada bantuan terhadap biaya angkutan, sehingga harga beras SPHP di Pegunungan Bintang dan Yahukimo bisa sama dengan daerah lainnya,” harap Adhinata.