Lima pentolan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Intan Jaya menyerahkan diri kepada aparat keamanan, menandai langkah penting.
Penyerahan diri ini memperkuat stabilitas dan keamanan di wilayah yang sebelumnya rawan konflik. Aparat TNI-Polri terus melakukan pendekatan persuasif untuk mendukung proses damai dan reintegrasi.
Semua berita terkini dan trending Papua dan lainnya tentang Papua hanya ada di Info Kejadian Papua.
Lima Pentolan KKB Intan Jaya Kembali ke Pangkuan NKRI
Upaya rekonsiliasi dan pemulihan keamanan di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Lima pentolan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) secara resmi menyatakan menyerahkan diri dan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kelima orang tersebut masing-masing bernama Ferry Japugau alias Fransiskus Japugau, Yusak Kum, Vabianus Sani, Yanuarius Sani, dan Yupianus Bilambani. Mereka menyatakan ikrar setia kepada NKRI dalam sebuah prosesi yang berlangsung aman dan kondusif.
Penyerahan diri ini menjadi tonggak penting dalam upaya menciptakan situasi keamanan yang stabil di Intan Jaya. Selama ini, wilayah tersebut dikenal sebagai salah satu daerah dengan tingkat gangguan keamanan yang cukup tinggi akibat aktivitas kelompok bersenjata.
Hasil Sinergi Pemerintah Aparat, dan Tokoh Adat
Bupati Intan Jaya, Aner Maisini, menyampaikan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja bersama berbagai pihak. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, aparat keamanan, serta tokoh adat berperan besar dalam membangun komunikasi yang intensif dan berkelanjutan.
“Keberhasilan tersebut merupakan hasil kerja bersama antara pemerintah pusat, daerah, aparat keamanan, dan tokoh adat,” ujar Aner Maisini, Selasa (16/12/2025). Menurutnya, pendekatan dialogis menjadi kunci utama dalam proses rekonsiliasi ini.
Tokoh adat memiliki peran strategis sebagai jembatan komunikasi antara pemerintah dan kelompok yang selama ini berada di luar sistem. Pendekatan berbasis kearifan lokal dinilai lebih efektif dalam membangun kepercayaan dan membuka ruang dialog yang damai.
Baca Juga: TNI Kuasai Tiga Markas OPM di Yahukimo, Senjata dan Uang Tunai
Titik Balik Stabilitas Keamanan dan Akselerasi Pembangunan
Bupati Aner Maisini menegaskan bahwa rekonsiliasi ini bukan sekadar penyerahan diri, melainkan momentum penting untuk memperkuat stabilitas keamanan di Intan Jaya. Situasi aman menjadi prasyarat utama bagi pembangunan yang berkelanjutan.
“Rekonsiliasi ini diharapkan menjadi momentum penting dalam memperkuat stabilitas keamanan serta mendorong percepatan pembangunan di Kabupaten Intan Jaya,” tandasnya. Dengan kondisi yang lebih kondusif, pemerintah dapat lebih optimal menjalankan program pembangunan.
Sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur menjadi fokus utama yang akan diperkuat pascarekonsiliasi. Pemerintah daerah berharap masyarakat dapat kembali menjalani aktivitas sehari-hari tanpa rasa takut dan penuh harapan akan masa depan yang lebih baik.
Jalan Damai Menuju Ikrar melalui Komunikasi Berkelanjutan
Proses ikrar setia kelima eks anggota KKB tersebut tidak terjadi secara instan. Pemerintah menyebut proses ini merupakan hasil komunikasi intensif yang dilakukan dalam waktu cukup panjang dan penuh kehati-hatian.
Dialog melibatkan perwakilan pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta tokoh adat setempat. Setiap tahapan dilakukan dengan mengedepankan pendekatan persuasif dan menghindari tindakan represif, demi menjaga keamanan seluruh pihak.
Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain yang masih menghadapi tantangan serupa. Pemerintah optimistis, melalui pendekatan dialog, rekonsiliasi, dan pemberdayaan masyarakat, perdamaian yang berkelanjutan di Papua dapat terus diwujudkan.
Simak dan ikuti berita terupdate lainnya tentang Papua dan sekitarnya secara lengkap tentunya terpecaya hanya di Info Kejadian Papua.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari okezone.com
- Gambar Kedua dari metrotvnews.com