Kementerian Agama (Kemenag) Jayapura memperkuat peranan penyuluh agama sebagai agen moderasi beragama, mendorong toleransi dan kerukunan.
Melalui pelatihan intensif dan program pembinaan, penyuluh diajak menjadi teladan moderasi, memediasi potensi konflik, serta menyebarkan nilai toleransi secara luas, termasuk melalui media digital.
Semua berita terkini dan trending Papua dan lainnya tentang Papua hanya ada di Info Kejadian Papua.
Penyuluh Agama Jayapura Diperkuat Untuk Menjadi Agen Moderasi
Kementerian Agama (Kemenag) Jayapura terus berupaya memperkuat peranan penyuluh agama sebagai duta moderasi beragama di tengah masyarakat. Upaya ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah dalam mendorong kerukunan, toleransi, dan pemahaman agama yang moderat di wilayah yang beragam secara sosial dan budaya.
Kepala Kantor Kemenag Jayapura, H. Musa L. Silaen, menegaskan bahwa penyuluh agama memiliki posisi strategis dalam membentuk pandangan masyarakat tentang pentingnya hidup berdampingan secara harmonis. “Penyuluh bukan hanya memberikan bimbingan agama, tetapi juga menjadi teladan dalam mempraktikkan moderasi dan toleransi,” ujarnya saat membuka pelatihan penyuluh baru di Aula Kantor Kemenag.
Selain itu, Kemenag Jayapura menekankan bahwa duta moderasi beragama harus mampu menjadi penghubung antara pemerintah dan masyarakat. Dengan pendekatan yang santun, penyuluh diharapkan dapat menangkal radikalisme dan intoleransi yang berpotensi mengganggu stabilitas sosial, terutama di kalangan generasi muda.
Pelatihan Intensif Untuk Penyuluh Agama
Sebagai bagian dari program peningkatan kapasitas, Kemenag Jayapura menyelenggarakan pelatihan intensif bagi para penyuluh agama di seluruh kabupaten dan kota. Pelatihan ini mencakup materi moderasi beragama, komunikasi publik, hingga strategi menyampaikan pesan toleransi di berbagai kelompok masyarakat.
Dalam sesi pelatihan, peserta diajak untuk memahami konsep moderasi beragama secara mendalam, termasuk penerapan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Para narasumber yang dihadirkan juga berasal dari tokoh agama, akademisi, dan praktisi moderasi beragama yang sudah berpengalaman di tingkat nasional.
Selain materi teori, pelatihan juga menekankan praktik nyata di lapangan. Penyuluh diajarkan bagaimana membangun dialog antarumat beragama, meredam potensi konflik, serta menyebarkan informasi positif yang dapat memperkuat persatuan dan kerukunan di tengah masyarakat yang plural.
Baca Juga: DJP Papua Pacu Digitalisasi Pajak, Aktivasi CoreTax di Jayapura
Peran Strategis Penyuluh Dalam Mendorong Toleransi
Penyuluh agama di Jayapura memiliki peran penting dalam menjaga keharmonisan masyarakat yang terdiri dari berbagai suku dan agama. Mereka tidak hanya memberikan penyuluhan keagamaan, tetapi juga aktif melakukan mediasi jika terjadi perselisihan antarwarga terkait isu agama.
Musa L. Silaen menegaskan bahwa penyuluh berfungsi sebagai agen perdamaian. “Kehadiran penyuluh di tengah masyarakat menjadi penyeimbang dan pendorong dialog, sehingga potensi konflik dapat diminimalisir sebelum berkembang menjadi masalah serius,” ujarnya.
Penyuluh juga diminta memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk menyebarkan pesan moderasi secara luas. Dengan cara ini, masyarakat muda yang aktif di dunia maya tetap mendapatkan informasi yang benar dan membangun nilai toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Harapan dan Strategi Ke Depan
Ke depan, Kemenag Jayapura berharap para penyuluh agama dapat menjadi motor utama dalam penguatan moderasi beragama di seluruh pelosok Papua. Program ini diharapkan mendorong terbentuknya masyarakat yang saling menghargai, bebas dari intoleransi, dan mampu menghadapi perbedaan dengan bijak.
Selain pelatihan, pemerintah daerah bersama Kemenag juga merencanakan program pendampingan berkelanjutan bagi penyuluh, termasuk supervisi, evaluasi, dan pemberian insentif bagi kinerja yang menunjukkan kontribusi nyata dalam memajukan moderasi beragama.
“Kami optimis dengan dukungan pemerintah, penyuluh agama, dan masyarakat, nilai-nilai moderasi beragama akan semakin kuat, terutama di tengah tantangan globalisasi dan arus informasi digital. Kerukunan bukan sekadar slogan, tetapi harus nyata di kehidupan sehari-hari,” tutup Musa.
Simak dan ikuti berita terupdate lainnya tentang Papua dan sekitarnya secara lengkap tentunya terpecaya hanya di Info Kejadian Papua.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari papua.antaranews.com
- Gambar Kedua dari papua.antaranews.com