Pada tanggal 17 Juli 2025, Pelabuhan Kota Jayapura digegerkan oleh penangkapan dua pria yang membawa 16 butir amunisi ilegal.

Kejadian ini menunjukkan masih adanya upaya penyelundupan amunisi ke wilayah Papua yang sarat konflik. Satgas Operasi Damai Cartenz bertindak cepat, menggagalkan distribusi amunisi yang diduga akan disalurkan kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Penangkapan ini sekali lagi menegaskan perlunya kewaspadaan dan kerja sama semua pihak demi menjaga keamanan serta stabilitas di Papua. Di bawah ini Info Kejadian Papua akan membahas kronologi kejadian, identitas pelaku, hingga dampaknya terhadap keamanan di Papua.
Identitas dan Modus Penyelundupan
Kedua tersangka diketahui bernama Yopi Balingga dan Oknis Faluk masing-masing sudah masuk dalam pengawasan aparat sebagai bagian dari jaringan peredaran amunisi ilegal. Mereka ditangkap di dek kapal laut Sinabung sesaat setelah kapal tersebut merapat di Pelabuhan Jayapura.
Barang bukti berupa 16 butir amunisi kaliber 7,62 mm ditemukan dalam pemeriksaan intensif. Modus mereka terbilang klasik: menyelundupkan amunisi melalui jalur laut, yang selama ini dinilai lebih minim pengawasan dibanding jalur udara atau darat.
Keterlibatan Jaringan dan Dugaan Afiliasi
Penangkapan ini tidak berdiri sendiri Satgas Ops Damai Cartenz menduga kuat ada keterlibatan KKB Papua sebagai penerima utama amunisi tersebut. Penyelidikan lebih lanjut tengah dilakukan untuk membongkar jaringan yang terlibat dalam penyelundupan ini.
Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, mengungkapkan bahwa saat ini pemeriksaan mendalam terhadap kedua pelaku sedang berlangsung guna mengidentifikasi simpul-simpul jaringan yang lebih luas lagi. Keterlibatan oknum luar Papua dalam pengadaan amunisi pun menjadi salah satu fokus pendalaman.
Baca Juga: Tragis! Dua Warga Tak Berdosa Dibunuh Sadis KKB di Puncak Jaya
Upaya Penegakan Hukum dan Tindakan Aparat
Satgas Operasi Damai Cartenz menegaskan bahwa operasi pengawasan dan pengamanan di wilayah Papua terus diintensifkan. Penangkapan di Pelabuhan Jayapura merupakan bukti konkret keberhasilan koordinasi antara aparat kepolisian, TNI, dan tim pengamanan pelabuhan.
Kepala Satuan Tugas Humas, Kombes Pol Yusuf Sutejo, juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan aktivitas mencurigakan guna menutup celah peredaran senjata dan amunisi ilegal di Papua. Kerja sama lintas sektor menjadi kunci utama dalam menekan upaya penyelundupan semacam ini.
Ancaman Keamanan dan Dampaknya bagi Papua
Peredaran amunisi ilegal di Papua secara langsung meningkatkan ancaman terhadap keamanan masyarakat. Amunsisi kaliber 7,62 mm yang berhasil diamankan sangat berpotensi digunakan dalam aksi kriminal bersenjata maupun konflik horizontal.
Penangkapan dua pelaku penyelundupan ini menjadi peringatan sekaligus momentum refleksi, bahwa konflik di Papua masih rentan dipicu oleh pasokan senjata dan amunisi dari luar wilayah. Aparat menegaskan bahwa tindakan tegas dan penegakan hukum akan terus dilakukan untuk memutus rantai peredaran barang terlarang ini.
Harapan dan Ajakan Untuk Masyarakat
Aparat keamanan terus mengajak masyarakat Papua dan pengguna jalur laut agar aktif melaporkan segala aktivitas yang mencurigakan. Informasi dari warga sangat penting untuk mengantisipasi kejahatan serupa. Sementara itu, operasi pengamanan di pelabuhan dan jalur-jalur strategis lain akan tetap diperketat.
Keberhasilan penggagalan penyelundupan amunisi ini adalah wujud nyata upaya menjaga Papua tetap aman dan damai dari ancaman kekerasan dan kriminalitas bersenjata.
Dengan demikian, penangkapan dua pria yang membawa 16 butir amunisi di Pelabuhan Jayapura tidak hanya menjadi catatan keberhasilan aparat, namun juga peringatan bagi semua pihak akan pentingnya mengawal perdamaian dan keamanan di Papua.
Simak dan ikuti terus Info Kejadian Papua agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya setiap hari.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari www.metrotvnews.com
