Penangkapan seorang anggota dari kelompok bersenjata di Papua selalu membawa getaran serius bagi keamanan daerah.

Baru‑baru ini, publik diguncang oleh kabar bahwa satu anggota dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) jaringan pimpinan Aibon Kogoya berhasil dibekuk di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah.
Penangkapan tersebut bukan sekadar tangkapan biasa, melainkan bagian dari rangkaian operasi besar aparat keamanan dalam menegakkan hukum dan menjaga stabilitas di Tanah Papua.
Dibawah ini Info Kejadian Papua Akan mengupas secara rinci latar belakang, proses penangkapan, peran pelaku, implikasi bagi keamanan, hingga langkah ke depan yang harus ditempuh.
Latar Belakang Konflik
Dalam konflik bersenjata di Papua, jaringan KKB yang terkait dengan Aibon Kogoya dikenal sebagai salah satu kelompok yang cukup aktif melakukan aksi kekerasan dan distribusi senjata.
Salah satu anggotanya yang tertangkap adalah Jayainus Pogau alias Supi Pogau. Yang mengaku sebagai Komandan Batalyon Hetobia Kodap III Nduga di bawah pimpinan Aibon Kogoya.
Pelaku ini diduga kuat terlibat dalam serangkaian aksi penembakan terhadap aparat keamanan serta peredaran amunisi di wilayah Papua yang rawan konflik.
Keterlibatan Jayainus dalam aksi kekerasan menjadi sangat penting sebagai simbol bahwa jaringan besar ini tidak hanya bergerak di pedalaman saja. Namun mulai merambah ke kawasan yang lebih terbuka seperti pasar dan pemukiman.
Penangkapan seperti ini menjadi momentum penting bagi aparat keamanan untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan intelijen dan taktik yang cukup untuk menembus struktur jaringan KKB.
Proses Penangkapan
Penangkapan Jayainus berlangsung pada Jumat, 31 Oktober 2025 sekitar pukul 08.42 WIT di kawasan Pasar Kalibobo, Kabupaten Nabire. Operasi dilakukan oleh tim gabungan dari Satgas Damai Cartenz bersama personel Polres Nabire.
Penyelidikan dimulai sejak pagi hari dengan pemantauan keberadaan pelaku. Lalu dilakukan penyergapan cepat setelah identitasnya dipastikan. Dalam penangkapan tersebut tidak terjadi perlawanan berarti, yang menunjukkan kesiapan dan keunggulan taktis dari tim operasi.
Dari pelaku disita sejumlah barang bukti yang menguatkan dugaan perannya dalam jaringan kriminal bersenjata 31 butir amunisi, sebuah ponsel, uang tunai Rp 5.730.000. Serta identitas dan barang pribadi lainnya.
Bukti‑bukti tersebut memperkuat bahwa jaringan ini memiliki logistik cukup untuk melancarkan aksi‑aksi yang mengancam stabilitas keamanan.
Baca Juga: Polisi Tembak Mati Komandan KKB Lipet Sobolim di Yahukimo Papua
Peran dan Keterlibatan Pelaku

Jayainus mengaku sebagai komandan batalyon yang berada di bawah jaringan Aibon Kogoya.
Dari pengakuannya dan hasil interogasi awal. Pelaku terlibat langsung dalam aksi penembakan terhadap personel Brimob di Kabupaten Intan Jaya pada 22 November 2023. Dalam insiden ini, Bharatu Anumerta Bonifasius Jawa tewas dan Bharatu Rani Seran terluka.
Selain itu, pelaku juga diduga aktif dalam pendistribusian amunisi serta komunikasi dengan pimpinan KKB melalui ponsel dan transfer logistik lainnya.
Keterlibatan pelaku pada level komando menunjukkan bahwa jaringan kriminal bersenjata ini memiliki struktur yang tidak sederhana. Mereka memiliki rantai komando, pembagian tugas operasional, hingga rute logistik senjata yang harus dipetakan oleh aparat keamanan.
Penangkapan Jayainus di lokasi publik seperti pasar makin menunjukkan bahwa kelompok ini mulai bergerak dengan modus operandi yang lebih “terbuka,” yang tentu mengancam keselamatan masyarakat sipil.
Langkah Ke Depan
Mengingat kompleksitas jaringan kriminal bersenjata di Papua. Beberapa langkah strategis wajib dijalankan. Aparat keamanan harus memperkuat pengumpulan intelijen di lapangan dan memperluas kerja sama dengan masyarakat lokal sebagai mata‑mata sosial.
Pun, rute logistik senjata yang berhasil diidentifikasi harus segera diputus sehingga kelompok seperti KKB tidak bisa kembali merekrut dan menyebar amunisi secara bebas.
Di sisi kebijakan, pemerintah dan aparat harus memperkuat program deradikalisasi. Pemulihan sosial serta membuka ruang dialog dengan tokoh adat dan masyarakat agar tidak ada ruang sosial yang diisi oleh kelompok bersenjata.
Pendidikan, ekonomi, dan pembangunan infrastruktur juga harus diperkuat di wilayah yang rawan konflik agar pilihan bergabung dengan KKB menjadi semakin kecil.
Terakhir, publik dan media perlu terus diingatkan untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi isu‑isu yang dapat memicu konflik baru. Informasi yang akurat dan transparan dari aparat sangat penting agar masyarakat tidak terjebak pada narasi yang memecah belah atau menyebarkan ketakutan.
Untuk informasi terkini dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Papua, termasuk insiden keamanan dan bencana alam, kalian bisa kunjungi Info Kejadian Papua sekarang juga.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Utama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari nasional.kompas.com