Posted in

Panglima OPM Lamek Taplo Tewas Dalam Operasi Militer

Panglima OPM Lamek Alipky Taplo tewas bersama tiga anggota saat operasi serangan di markas Distrik Kiwirok, Papua.

Panglima OPM Lamek Taplo Tewas Dalam Operasi Militer

Insiden yang terjadi pada Minggu, 19 Oktober 2025, ini menandai pukulan signifikan bagi kelompok bersenjata tersebut dan menjadi sorotan utama dalam upaya penegakan keamanan di Papua. Berikut ini rangkuman berbagai informasi menarik lainnya dan relevan yang bisa menambah wawasan Anda ada di .

Operasi Militer Yang Menargetkan Pimpinan OPM

Operasi penyerangan ini merupakan tindak lanjut dari informasi intelijen mengenai aktivitas kelompok bersenjata OPM di bawah pimpinan Lamek Taplo. Kelompok ini dikenal aktif melakukan teror, pemerasan, dan intimidasi terhadap masyarakat sipil di wilayah tersebut. Penyerangan markas OPM dilakukan dengan sasaran yang jelas untuk melumpuhkan kepemimpinan kelompok.

Letkol Inf Renaldy H, Asintelter Koops Swasembada Papua, menjelaskan bahwa Lamek Alipky Taplo adalah salah satu pimpinan OPM paling aktif dan radikal di Pegunungan Bintang. Sejak 2020 hingga 2025, kelompoknya terlibat berbagai aksi kekerasan yang meresahkan dan dianggap ancaman serius bagi keamanan regional.

Pihak TNI mengklaim bahwa tewasnya Lamek Alipky Taplo merupakan pukulan telak bagi struktur OPM di wilayah Pegunungan Bintang. Hal ini menjadi bukti nyata komitmen TNI dalam menjamin keamanan masyarakat. Operasi ini diharapkan dapat mengurangi aksi kekerasan dan meningkatkan stabilitas di wilayah terdampak.

Jejak Kekerasan Lamek Taplo Dan Kelompoknya

Kelompok Lamek Taplo memiliki rekam jejak panjang aksi kekerasan. Pada 2 Maret 2020, mereka menyerang pekerja proyek Jalan Trans Papua, menunjukkan perlawanan terhadap pembangunan infrastruktur. Aksi ini disusul dengan perampasan senjata dari Pospol Subsektor Oksamol pada 28 Mei 2021, menandakan peningkatan kapasitas bersenjata mereka.

Puncak kekejaman terjadi pada 13 September 2021, ketika mereka menyerang Satgas Pamtas 403/WP, membakar Puskesmas Kiwirok, dan bahkan membunuh tenaga kesehatan. Selain itu, pada 8 Oktober 2021, kelompok ini menembaki pesawat Smart Aviation, yang berpotensi membahayakan penerbangan sipil dan logistik.

Aksi berlanjut sejak Desember 2021 dengan pembakaran sekolah dan fasilitas umum di Kiwirok dan Serambakon, serta serangan terhadap aparat TNI–Polri hingga 2025. Pada Oktober 2025, mereka menembak helikopter bantuan dan membakar sekolah, gereja, serta puskesmas, menewaskan 6 orang, melukai 8, dan merusak fasilitas publik.

Baca Juga: Pemkab Jayapura Ajak Warga Perkuat Toleransi Antar-Sesama

Respons OPM Terhadap Kematian Lamek Taplo

Panglima OPM Lamek Taplo Tewas Dalam Operasi Militer

Manajemen Markas Pusat TPNPB–OPM membenarkan tewasnya Brigjen Lamek Alipky Taplo. Juru Bicara Sebby Sambom menyampaikan pasukan TPNPB Kodap XV Ngalum Kupel melaporkan serangan udara drone militer pada Minggu pagi, 19 Oktober 2025, di Distrik Kiwirok.

Sebby Sambom menegaskan bahwa serangan tersebut menyebabkan Lamek Taplo dan tiga anggota pasukannya gugur di lokasi kejadian. Komnas TPNPB menyatakan duka nasional atas kematian Lamek Taplo. Ia dikenal sebagai salah satu komandan paling berpengaruh di Pegunungan Bintang. Pengakuan ini menunjukkan posisi penting Taplo dalam struktur OPM.

Meskipun demikian, Sebby Sambom menyatakan bahwa gugurnya Brigjen Lamek Alipky Taplo dan tiga anggota TPNPB tidak akan membuat mereka mundur dari perjuangan. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa kelompok OPM bertekad untuk melanjutkan perlawanan mereka di Papua, meskipun kehilangan salah satu pemimpin kuncinya.

Implikasi Keamanan di Pegunungan Bintang

Kematian Lamek Taplo diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap stabilitas keamanan di Pegunungan Bintang. Dengan hilangnya pimpinan yang radikal dan aktif, diharapkan intensitas aksi kekerasan OPM di wilayah tersebut dapat menurun. Hal ini berpotensi membuka jalan bagi upaya pembangunan dan pemulihan sosial.

Namun, pernyataan dari TPNPB–OPM yang menegaskan untuk tidak mundur juga menunjukkan bahwa perlawanan mungkin akan terus berlanjut. TNI dan Polri perlu tetap waspada dan melanjutkan upaya menjaga keamanan guna mencegah potensi eskalasi baru atau kemunculan pimpinan baru yang dapat menggantikan peran Taplo.

Penting bagi pemerintah dan aparat keamanan untuk terus memonitor situasi pasca insiden ini dan mengambil langkah-langkah strategis untuk menjamin keamanan masyarakat. Sinergi antara penegakan hukum dan pendekatan kesejahteraan diharapkan dapat menciptakan Papua yang lebih damai dan stabil.

Dapatkan update terkini, berita terpercaya, dan informasi pilihan tentang Papua kami hadirkan setiap hari spesial untuk Anda, hanya di sini Info Kejadian Papua.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari kabarpapua.co
  2. Gambar Kedua dari jatim.antaranews.com