Penembakan yang dilakukan oleh Kapten Inf J terhadap Praka PM di Keerom, Papua, merupakan peristiwa tragis yang menyoroti dinamika internal militer.
Seorang anggota TNI, Praka PM dari Kodim 1715/Yahukimo, tewas setelah ditembak oleh rekannya sendiri, Kapten Inf J, yang menjabat sebagai Dantim Satgas Ketapang Swasembada BAIS.
Peristiwa ini memicu perhatian luas dan menyoroti dinamika internal militer yang berujung pada tragedi.
Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Papua.
Kronologi Kejadian
Insiden bermula dari cekcok antara Kapten Inf J dan Praka PM. Menurut Kapolres Keerom, AKBP Astoto Budi Rahmantyo, perdebatan tersebut berlanjut hingga saling kejar. Kapten Inf J merasa terancam saat dikejar dengan menggunakan kapak kecil, sehingga ia melepaskan tiga tembakan peringatan.
Salah satu peluru mengenai kepala Praka PM, menyebabkan korban meninggal dunia di tempat. Senjata api yang digunakan, pistol Sig Sauer P224, telah diamankan sebagai barang bukti.
Tindakan Aparat Keamanan
Setelah laporan masuk, aparat Polres Keerom segera menuju lokasi kejadian. Polisi melakukan pengamanan TKP dan berkoordinasi dengan tokoh masyarakat serta keluarga korban untuk mencegah aksi balasan yang dapat mengganggu keamanan di Distrik Waris.
Kapten Inf J telah diserahkan kepada Polisi Militer Kodam XVII Cenderawasih untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Baca Juga: Terbongkar! 7 Anggota KKB Aibon Kogoya Dalang Pembunuhan Brutal 2 Brimob di Nabire!
Penyelidikan dan Langkah Selanjutnya
Penyebab pasti dari cekcok yang berujung pada penembakan masih dalam penyelidikan. Pihak TNI dan Polri bekerja sama untuk mengungkap motif di balik insiden tersebut.
Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Candra Kurniawan, menyebutkan bahwa Praka PM merupakan desertir dari satuan Kodim 1715/Yahukimo, namun hal ini belum dapat dipastikan sebagai faktor pemicu kejadian.
Proses hukum terhadap Kapten Inf J akan dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Dampak Terhadap Institusi TNI
Dampak dari insiden penembakan di Keerom terhadap institusi TNI cukup signifikan, terutama terkait citra dan kepercayaan publik. Peristiwa ini menimbulkan persepsi negatif bahwa disiplin dan profesionalisme di internal TNI masih perlu ditingkatkan, karena tragedi terjadi di tengah lingkungan yang seharusnya menjaga keamanan dan integritas prajurit.
Media dan masyarakat luas menyoroti insiden ini sebagai bukti bahwa konflik internal bisa berdampak fatal, menimbulkan pertanyaan mengenai prosedur pengawasan, pelatihan mental, dan penanganan sengketa di kalangan anggota TNI.
Selain itu, institusi TNI dihadapkan pada tantangan untuk memperkuat pengendalian internal dan mekanisme penegakan disiplin agar insiden serupa tidak terulang. Hal ini termasuk evaluasi terhadap pembinaan mental, manajemen stres, dan komunikasi antar-prajurit.
Pihak pimpinan TNI menekankan perlunya pembelajaran dari tragedi ini sebagai momentum untuk memperkuat profesionalisme, menjaga kehormatan institusi, dan membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap TNI sebagai lembaga yang bertanggung jawab dan amanah.
Kesimpulan
Insiden penembakan sesama anggota TNI di Keerom, Papua, menjadi tragedi yang menyedihkan sekaligus menjadi peringatan penting bagi institusi militer. Kejadian ini menyoroti perlunya penguatan disiplin, pengendalian emosi, dan pembinaan mental di internal TNI untuk mencegah konflik internal yang berujung fatal.
Selain itu, tragedi ini menekankan pentingnya transparansi dan profesionalisme agar kepercayaan publik terhadap TNI tetap terjaga, sekaligus menjadi momentum evaluasi dan perbaikan prosedur agar institusi militer dapat menjalankan tugasnya dengan amanah dan bertanggung jawab.
Untuk informasi terkini dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Papua. Termasuk insiden keamanan dan bencana alam. Kalian bisa kunjungi Info Kejadian Papua sekarang juga.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Utama dari redaksipil.id
- Gambar Kedua dari sorongraya.co