Produksi minyak dan gas bumi (migas) di Papua menjadi fokus utama pemerintah dan perusahaan migas untuk mendukung ketahanan energi nasional.

PT Pertamina (Persero) bersama RH Petrogas berkomitmen meningkatkan produksi migas di wilayah Papua Barat, khususnya di Blok Kepala Burung, dengan menambah pengeboran sumur baru. Langkah strategis ini diharapkan dapat menggenjot lifting migas sekaligus menemukan cadangan baru yang potensial.
Info Kejadian Papua akan memberikan ulasan mengenai langkah Pertamina-Petrogas tambah 7 sumur bor untuk tingkatkan migas di Papua.
Latar Belakang dan Target Produksi Migas Papua
Papua Barat, khususnya wilayah Sorong dan sekitarnya, memiliki potensi migas yang besar namun belum tergarap maksimal. Pada puncaknya di tahun 1996-1997, wilayah ini mampu menyumbang hingga 100 ribu barel minyak per hari (BOPD) untuk lifting nasional. Namun kini, produksi minyak hanya sekitar 5 ribu BOPD, jauh dari potensi sebenarnya.
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan SKK Migas menargetkan peningkatan produksi migas untuk mencapai swasembada energi nasional pada 2030 dengan lifting minyak hingga 1 juta barel per hari.
Rencana Penambahan Sumur Bor Baru
Untuk mencapai target tersebut, Pertamina dan Petrogas berencana menambah pengeboran sebanyak 7 sumur baru di tahun 2025 dan 2026. Dua sumur eksplorasi utama yang akan ditajakkan adalah sumur Karim 1 dan NW Klagagi-1 di Wilayah Kerja Kepala Burung.
Selain itu, akan dilakukan survei 3D seismic onshore untuk mengevaluasi potensi cadangan migas di wilayah tersebut. Penambahan sumur ini diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak dan gas secara signifikan.
Optimalisasi Sumur Eksisting dan Teknologi EOR
Selain eksplorasi sumur baru, Pertamina dan Petrogas juga fokus mengoptimalkan produksi dari sumur-sumur eksisting. Program Enhanced Oil Recovery (EOR) seperti Walio Pilot EOR di Wilayah Kerja Kepala Burung dan Matoa Huff & Puff di Wilayah Kerja Salawati.
Mereka sedang menjalankan guna untuk meningkatkan efisiensi produksi minyak dari lapangan yang sudah ada. Teknologi ini membantu memperpanjang umur lapangan dan meningkatkan volume produksi migas.
Baca Juga: Menkes Budi Sadikin Akui, Tangani Malaria di Papua Bukan Hal Mudah!
Dukungan Pemerintah dan Insentif

Pemerintah memberikan dukungan penuh melalui berbagai insentif dan kemudahan bagi kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) seperti Pertamina dan Petrogas. Insentif ini meliputi kemudahan perizinan, dukungan fiskal, dan bantuan teknis untuk mempercepat proses eksplorasi dan eksploitasi migas.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan pentingnya percepatan lifting migas dan swasembada energi sebagai bagian dari program nasional.
Kontribusi Produksi Migas Papua Terhadap Nasional
Saat ini, produksi migas dari wilayah Papua, khususnya dari Wilayah Kerja Kepala Burung, mencapai lebih dari 4.000 barel minyak per hari dan 20 juta standar kaki kubik gas per hari.
Gas dan minyak yang dihasilkan sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi domestik, termasuk distribusi LPG di wilayah Papua Barat Daya.
Produksi ini diharapkan terus meningkat seiring dengan penambahan sumur baru dan optimalisasi lapangan.
Tantangan dan Prospek Ke depan
Eksplorasi dan produksi migas di Papua menghadapi tantangan berupa kondisi geografis yang sulit, investasi tinggi terutama untuk eksplorasi lepas pantai, dan kebutuhan teknologi canggih. Namun dengan dukungan pemerintah dan komitmen perusahaan migas, prospek peningkatan produksi sangat menjanjikan.
Rencana penambahan sumur dan pemanfaatan teknologi modern menjadi kunci untuk mencapai target lifting nasional dan memperkuat ketahanan energi Indonesia.
Kesimpulan
Penambahan pengeboran 7 sumur baru oleh Pertamina dan Petrogas di Papua Barat merupakan langkah strategis untuk menggenjot produksi migas yang selama ini belum optimal. Dukungan pemerintah melalui insentif dan kemudahan perizinan memperkuat upaya eksplorasi dan optimalisasi lapangan migas eksisting.
Dengan target lifting migas nasional yang ambisius, pengembangan migas di Papua diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi ketahanan energi nasional dan mendukung swasembada energi pada tahun 2030. Langkah ini juga membuka peluang investasi dan pengembangan teknologi migas yang lebih maju di wilayah Indonesia Timur.
Untuk informasi terkini dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Papua, termasuk insiden keamanan dan bencana alam, kalian bisa kunjungi Info Kejadian Papua sekarang juga.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari money.kompas.com
- Gambar Kedua dari portaljepe.id