Pada pagi yang tampaknya biasa di kabupaten Asmat, Papua Selatan, sebuah tugas rutin berubah menjadi tragedi yang memilukan.

Seorang anggota polri dari Polres Asmat, Briptu Abraham Eliaser Yarisetouw, mengemban panggilan tugas untuk meredam keributan. Namun kemudian ia menjadi korban penikaman dan gugur dalam menjalankan tugasnya.
Kasus ini menjadi pengingat betapa besar risiko yang dihadapi para anggota kepolisian ketika melayani masyarakat bahkan dalam momen yang tampaknya sepele.
Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Papua.
Awal Tugas dan Panggilan Darurat
Kejadian bermula ketika Polres Asmat menerima laporan masyarakat bahwa seorang pria bertindak agresif di bawah pengaruh minuman keras di kawasan Jalan PLN Baru. Merespon laporan tersebut, Briptu Abraham bersama dua rekannya, yakni Bripda Rahmad Hidayat dan Bripda Faisal Darus, segera menuju lokasi menggunakan sepeda motor patroli.
Saat itu, mereka harus menghadapi situasi yang tidak terduga: bukan sekadar keributan biasa, melainkan aksi agresi yang mematikan.
Insiden Penikaman
Ketika tiba di lokasi, tepatnya di pertigaan Jalan PLN Baru, korban bersama dua rekannya berupaya menenangkan situasi. Tanpa peringatan, pelaku dikenal sebagai Simon Ufi muncul dari arah belakang, melompat dari sepeda motornya dan melakukan penyerangan menggunakan senjata tajam jenis badik.
Serangan pertama mengenai bahu korban. Serangan berikutnya sempat ditangkis namun korban kemudian berlari ke arah area berlumpur untuk menghindar. Tetap menerima luka berat akibat sabetan senjata tajam tersebut.
Rekan-rekannya segera melaporkan kejadian dan berusaha memberikan pertolongan. Namun pelaku berhasil melarikan diri sementara sebelum akhirnya diamankan.
Baca Juga: Simpatisan KKB Yahukimo Mengamuk, Warga Perantau Jadi Korban
Pelaku dan Motif

Pelaku, Simon Ufi, yang diketahui berada di bawah pengaruh alkohol pada saat kejadian. Kini telah diamankan oleh pihak kepolisian beserta barang bukti badik yang digunakan dalam penikaman.
Sementara itu, pihak kepolisian masih mendalami motif yakni apakah tindakan tersebut murni akibat mabuk dan agresi mendadak atau ada faktor lain yang memicu.
Bagi masyarakat, kehadiran aparat seperti Briptu Abraham adalah simbol perlindungan dan pelayanan. Namun kehadiran mereka juga harus diiringi penghormatan, kesadaran bahwa aparat tersebut pun manusia yang menjalankan tugas dalam situasi penuh risiko.
Bagi seluruh lapisan masyarakat, ini juga menjadi pengingat pentingnya kerjasama aparat butuh dukungan masyarakat baik dalam menyampaikan informasi. Menjaga lingkungan agar tidak memanas, maupun dalam menghormati proses tugas kepolisian.
Evakuasi dan Gugurnya
Luka yang dialami Briptu Abraham tergolong serius. Ia dievakuasi menggunakan sepeda motor patroli menuju rumah sakit setempat, yaitu RSUD Perpetua J. Safanpo Agats di daerah tersebut.
Namun sayangnya, setibanya di rumah sakit sekitar pukul 07.55 WIT, dokter menyatakan bahwa Briptu Abraham telah meninggal dunia akibat luka-luka yang dialaminya.
Kasus ini menegaskan kembali beberapa hal penting terkait tugas kepolisian dan keadaan lapangan. Pertama, bahwa tugas patroli atau menanggapi laporan masyarakat. Meskipun tampak rutin, bisa berubah menjadi perang melawan kekerasan dan tindakan tak terduga.
Kedua, pengaruh bisa datang dari kondisi mabuk alkohol, yang dapat menjadikan seseorang kehilangan kontrol hingga melakukan aksi agresif terhadap aparat yang sedang bertugas.
Dan ketiga, bahwa aparat kepolisian yang melaksanakan tugas di daerah terpencil atau area dengan medan sulit (seperti di Asmat) seringkali harus menghadapi risiko ganda kondisi lingkungan yang menantang plus potensi ancaman dari warga yang tak terduga.
Untuk informasi terkini dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Papua, termasuk insiden keamanan dan bencana alam, kalian bisa kunjungi Info Kejadian Papua sekarang juga.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Utama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari regional.kompas.com