Satgas Operasi Damai Cartenz berhasil menangkap anggota KKB Maam Taplo, pelaku pembunuhan tenaga kesehatan nakes di Kiwirok, Papua.

Penangkapan ini menjadi akhir dari pelarian Maam Taplo selama empat tahun setelah aksi brutal yang terjadi pada 13 September 2021. Berikut ini Info Kejadian Papua akan kami sajikan informasi terbaru mengenai penangkapan anggota kelompok kriminal bersenjata KKB yang telah buron selama empat tahun.
Kronologi Penyerangan dan Tindakan Brutal Maam Taplo
Aksi kekerasan Maam Taplo menimbulkan korban jiwa dan luka-luka parah. Nakes Gabriella Meilani menjadi korban tewas dengan luka bacok di kepala dan leher serta luka tusuk di perut.
Selain itu, terdapat sepuluh korban luka-luka lainnya, termasuk dokter Restu Pamangi yang mengalami patah tulang lengan kanan. Korban lain seperti Siti Khotijah, Martinus Deni Satya, Lukas Luji, dan Emanuel Abi Patra mengalami luka memar.
Kekerasan juga menimpa Katrianti Tandiala dengan luka tusuk di kemaluan dan paha kanan, lebam di wajah, serta Christina Sampe Tonapa yang mengalami luka tusuk di sekujur tubuh.
Marcelinus Ola Atanila dan Gerald Sokoy juga mengalami luka memar. Aksi brutal Maam Taplo ini tidak hanya menimbulkan korban manusia, tetapi juga kerusakan fasilitas publik.
Pembakaran Fasilitas Umum dan Ancaman Keamanan
Selain pembunuhan dan penganiayaan, Maam Taplo terlibat dalam pembakaran fasilitas umum di Kiwirok. Sasaran pembakaran meliputi Bank Papua, puskesmas, pasar, perumahan, dan kantor distrik. Kejadian ini menimbulkan ketakutan luas bagi masyarakat lokal dan mengganggu stabilitas keamanan di wilayah Pegunungan Bintang.
Pelaku juga diketahui melakukan serangkaian aksi kekerasan lain, termasuk penembakan di Lapangan Terbang Kiwirok, serta menyerang Pos Brimob Resimen III dan personel Satgas Kodim Yonif 431/SSP Pos Okbibab. Bahkan, kontak tembak dengan personel Yonif PR 431/SSP di Pos Kiwirok menyebabkan Prada Beryl Kholif A.R meninggal dunia.
Baca Juga: Yonif 756/WMS dan PMI Jayawijaya, Bersinergi Untuk Donor Darah
Pelarian Pelaku Selama Empat Tahun

Maam Taplo diketahui meninggalkan Kiwirok menuju Jayapura pada Agustus 2025 dengan dalih berobat ke RS Vanimo, Papua Nugini. Ia menggunakan surat rujukan dari Puskesmas Kiwirok karena mengalami pembengkakan pada perut. Selama empat tahun buron, Maam Taplo berhasil menghindari penangkapan, namun akhirnya tertangkap setelah aparat melakukan penyelidikan intensif terhadap pergerakan anggota KKB lainnya.
Brigjen Faizal Ramadhani menegaskan bahwa penangkapan ini merupakan langkah penting dalam menegakkan hukum dan memberikan keadilan bagi para korban. “Pelaku dengan rekam jejak kekerasan seperti ini harus mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya,” tegasnya.
Upaya Penegakan Hukum Terhadap KKB
Wakil Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Adarma Sinaga, menambahkan bahwa operasi akan terus berlanjut untuk mengejar anggota KKB lainnya.
“Kami terus memantau pergerakan jaringan KKB dan memastikan keamanan masyarakat tetap terjaga. Penegakan hukum terhadap para pelaku kekerasan akan dilakukan tanpa kompromi,” ungkapnya.
Penangkapan Maam Taplo menjadi bukti keseriusan aparat dalam menindak kelompok yang mengancam keamanan masyarakat dan fasilitas publik. Operasi Damai Cartenz berkomitmen untuk menjaga stabilitas wilayah Papua, mencegah terulangnya aksi kekerasan, serta memastikan keadilan bagi korban dan keluarga yang terdampak.
Dengan ditangkapnya Maam Taplo, aparat berharap dapat menekan aktivitas KKB di Pegunungan Bintang serta memberikan efek jera bagi pelaku kekerasan lain yang berupaya meresahkan masyarakat.
Simak dan ikuti berita terupdate lainnya tentang Papua dan sekitarnya secara lengkap tentunya terpercaya hanya di Info Kejadian Papua.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari detik.com
- Gambar Kedua dari rmol.id